PROFIL PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROFIL PROVINSI SUMATERA SELATAN


Arti Lambang Sumatera Selatan

Mempunyai bentuk perisai yang didalamnya terlukis :

-      Atas Rumah Sumatera Selatan, bunga teratai, Batanghari Sembilan, Jempatan Ampera dan gunung.

-      Atas Rumah Sumatera Selatan Melambangkan bangunan rumah asli Sumatera Selatan.

-      Berujung 17, dengan delapan baris genteng dan 45 genteng, melambangkan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

-      Bunga teratai, dengan lima lembar kelopak melambangkan keadilan dan keberanian berdasarkan Pancasila.

-      Batanghari Sembilan, nama lain Sumatera Selatan yang mempunyai Sembilan sungai.

-      Jembatan Ampera, ciri khas Kota Palembang yang menjadi kebanggan Rakyat Sumatera Selatan.

-      Gunung mencerminkan daerah yang memang terdiri dari daerah pegunungan.

 

Sejarah Sumatera Selatan

Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya. Pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi, wilayah ini merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan kerajaan maritime terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada dibawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya, wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari Negeri China. Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih Berjaya, Kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.

 

Wilayah


Pemerintah

Secara administrative Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 14 (empat belas) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, beserta perangkat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota membawahi Pemerintah Kecamatan dari Desa / Kelurahan. Pemerintah Kabupaten / Kota tersebu sebagai berikut :

-      Kab. Ogan Komering Ulu (Ibu Kota Baturaja)

-      Kab. Ogan Komering Ulu Selatan

-      Kab. OKU Timur (Ibu Kota Martapura)

-      Kab. OKU Selatan (Ibu Kota Muara Dua)

-      Kab. Ogan Komering Ilir (Ibu Kota Kayu Agung)

-      Kab. Muara Enim (Ibu Kota Muara Enim)

-      Kab. Lahat (Ibu Kota Lahat)

-      Kab. Musi Rawas (Ibu Kota Lubuk Linggau)

-      Kab. Musi Banyuasin (Ibu Kota Sekayu)

-      Kab. Banyuasin (Ibu Kota Pangkalan Balai)

-      Kab. Ogan Ilir (Ibu Kota Indralaya)

-      Kota Palembang (Ibu Kota Palembang)

-      Kota Pagar Alam (Ibu Kota Pagar Alam)

-      Kota Lubuk Linggau (Ibu Kota Lubuk Linggau)

-      Kota Prabumulih (Ibu Kota Prabumulih)

-      Kab. Mura Tara

-      Kab. Pali

-      Kab. Empat Lawang

 

Sosial Budaya

Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini di abad VII-XII Masehi merupakan pusat kerajaan maritime terbesar dan terkuat di Indonesia, yakni Kerajaan Sriwijaya. Pengaruhnya bahkan sampai ke Formosa dan Cina di Asia sera Madagaskar di Afrika. Di Provinsi yang sangat terkenal dengan kain songket dan kain pelanginya ini terdapat 12 jenis bahasa daerah dan delapan suku, diantaranya dominan adalah suku Palembang , suku Komerang, suku Ranau, dan suku Semendo.

Untuk menjaga keragaman ini tetap berada dalam harmoni pemerintah local membuat peraturan daerah yang bertujuan untuk mengelola kebudayaan yang ada. Peraturan ini mencakup pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara daerah, pemeliharaan kesenian, pengelolaan kepurbakalaan kesejarahan serta nilai tradisional dan museum. Pariwisata Sumatera Selatan bahkan dalam koridor peraturan daerah ini, agar pariwisata daerah di sana tetap berbasis kebudayaan Sumatera Selatan di satu sisi dan bernilai ekonomi tinggi disisi yang lain.

Masyarakat Sumatera Selatan umumnya hidup rukun dan agamis. Selama periode 2004 – 2006, misalnya, tidak terdapat catatan buruk tentang konflik antar kelomppok atau antar suku tertentu.

 

Flora dan Fauna

 

Flora

Kekayaan flora yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu bermaca-macam jenis kayu, antara lain Unglen, Merawan, Petanang, Tembesu, Nibung, Gelam, Meranti, Pinus, Kulim, Raflesia, Paku tiang, Terentang, Sindur, Anggrek, dan lain-lain.

 

Fauna

Fauna yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, antara lain Gajah, Badak, Harimau, Beruang, Siamang, Lutung, Gugu, Monyet, Rusa, Kijang, Ayam Hutan, Kambing Hutan, Babi, Buaya, Ikan Duyung, dan lain-lain.

Sebagian besar dari wilayah pegunungan dan bukit-bukit maupun daratan rendah tertutup oleh hutan yang tebal. Pada umumnya, wilayah-wilayah ini berada pada ketinggian antara 900 m – 1.200 m di atas permukaan laut. Wilayah pegunungan memberikan sumber air melalui sungai-sungai besar yang mengalir kea rah selatan Bangka.

Wilayah daratan utara Sumatera Selatan yang terdiri dari daratan rendah serta daerah-daerah pegunungan sangat berpotensi untuk perkebunan, pertanian, dan hortikultura. Di wilayah ini, ada perkebunan karet, kopi, teh, kelapa sawit, padi, sayur-sayuran, dan berbagai jenis buah-buahan.

 

Kerajinan Khas Palembang

Tenun Songket

1.    Sewet Songket

Sewet Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya, sewet ini berteman dengan kemban atau selendang. Bahan sewet songket ini ditenun secara teliti dengan menggunakan bahan benang. Ciri khas songket Palembang, terletak pada kehalusan dan keanggunannya yang sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain. Oleh karena itu, sewet songket ini dibuat dengan bahan halus dan seni yang tinggi sehingga harganya pun cukup mahal. Biasanya, sewet songket dipakai pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan . Pakaian songket lengkap yang dikenakan oleh penganten, biasanya dengan Aesan Gede (kebesaran), Aesan Pengganggon (Paksangko), Aesan Selendang Mantri, Aesan Gandek (Gandik), dan sebagainya.

 

Macam-macam Kain Songket :

-     Songket benang emas Lepus dan warna-warni.

-     Songket benang emas Lepus Biasa.

-     Songket benang emas Lepus Jando Beraes (Hijau, Merah, dan Kuning).

-     Songket benang Jando Penganten (Hijau dan Merah).

-     Songket benang emas Bingo Inten.

-     Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar.

-     Songket emas Kembang Siku Hijau.

-     Songket benang emas Bungo Cino.

-     Songket benang Pacik.

-     Songket benang emas Cukitan.

 

2.    Sewet Tajung

Sewet Tajung adalah kain yang khusus dipakai untuk laki-laki. Bagi wanita, ada kain Tajung yang khusus yang disebut dengan kain Tajung Blongsong sedangkan kain Tajung khusus pria adalah yang disebut dengan kain Tajung Gebeng. Selain itu, ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung Bumpak. Sewet-sewet Tajung dalam pembuatannya memakai benang emas walau tak penuh. Macam-macam Sewet Tanjung

 

3.    Sewet Pelangi dan Jumputan

Kain Pelangi ini sangat beraneka ragam dan sangat indah. Bahannya pun dari benang kain sutra serta cat khusus yang tidak luntur. Pebuatannya tetap secara tradisional. Sewet Pelangi permukaannya licin dan halus serta bias dikepal dengan tangan sedangkan kain atau sewet jumputan itu, bunga-bunganya tampak seperti di jumput-jumput dengan benang sewaktu perebusan sehingga selesainya menjadi indan dan bagus.

 

4.    Sewet Peradan

Sewet Peradan disebut juga Sewet Prada, yaitu kain yang sudah jadi kemudian di Prada dengan cat emas yang khusus untuk mengecat kain. Biasanya, kain yang di Prada adalah kain yang bagus baik bahan maupun motifnya.

 

5.    Sewet Batik Palembang

Selain kain-kain yang tersebut diatas ada juga kain batik. Batik Palembang mempunyai ciri khusus dengan motif yang halus dan warnanya yang magis. Sewet Batik Palembang yang terkenal adalah Sewet Batik Jepri dan Batik Lasem.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT KETERANGAN PEMAKAMAN / PENGUBURAN

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

ORGANIK SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA